Pendidikan merupakan sebuah proses membentuk manusia yang cerdas secara intelektual, mampu berpikir secara saintifik dan filosofis, serta mampu mengembangkan spiritualnya. Karena itu, penyelenggaraan pendidikan tidak hanya mengembangkan kecerdasan secara parsial, tetapi mengembangkannya secara komprehensif. Lebih rinci, pendidikan yang diselenggarakan mampu meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, serta kecerdasan lainnya yang dibutuhkan.
Berkaitan dengan permasalahan pendidikan, guru memiliki peran yang strategis. Dari berbagai komponen pendidikan yang ada seperti kurikulum, sarana prasarana, metode pembelajaran, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan, yang paling menentukan adalah guru. Secanggih apapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peran guru tidak bisa dipinggirkan. Pendidikan tanpa guru, ibarat ruangan tanpa cahaya.
Menyadari betapa pentingnya peran tersebut, selayaknya guru mengapresiasi terlebih dulu perannya dalam pendidikan. Tidak mungkin pihak lain mengapresiasi peran guru bila guru sendiri tidak memberikan apresiasi yang maksimal terhadap perannya.
Guru dapat melakukan evaluasi dan refleksi terhadap sosoknya sebagai guru. Apakah guru sudah memiliki kompetensi yang dihandalkan? Apakah guru sudah memiliki daya kreasi dan inovasi dalam melaksanakan tugas? Apakah guru sudah berubah mind set-nya dari guru konvensional menjadi guru professional? Apakah guru mampu melepaskan diri dari belenggu ritinitas menuju kinerja yang berlualitas? Apakah guru memiliki respon positif terhadap kemajuan dan perkembangan pendidikan? Pertanyaan di atas tidak hanya sekadar dijawab dan direnungkan, tetapi perlu ditindaklanjuti sehingga mendatang perubahan yang maksimal.
Mengapresiasi profesi sebagai guru berarti menjaga profesi tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan kualitas kinerja. Dalam melaksanakan tugas kualitas menjadi hal yang utama. Guru mampu menegakkan budaya mutu dalam pelaksanaan tugasnya. Jangan lagi dipermasalahkan dimana guru bertugas, di sekolah berlabel unggul atau bukan karena segala sesuatunya tetap berproses dengan tantangan yang berbeda. Segenap pelaksanaan tugasnya akan dipertanggungjawabkan, tidak hanya kepada atasan, masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan karena pekerjaan guru merupakan amanah yang harus diperan dengan sebaik-baiknya.
Pemerintah sejak lama telah memberikan apresiasi terhadap profesi guru. Salah satunya dengan memberikan sertifikasi atau tunjangan profesi. Sertifikasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan diharapkan berimbas pada peningkatan kinerja guru. Karena itu, sudahnya sewajarnya guru mengapresiasi pemberian tunjangan tersebut dengan bersyukur. Rasa syukur guru dalam diwujudkan peningkatan kompetensi dan kualitas kinerjanya.
Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana guru mampu menjaga murwahnya. Guru mampu menjadikan dirinya sebagai tauladan bagi siswa dan masyarakat. Guru sebagai figur akan dinilai dari berbagai sisi oleh peserta didk dan masyarakatnya. Mulai dari cara berpakaian, tutur kata, sikap, sifat, dan tingkah selalu menjadi barometer bagi lingkungannya. Karena itu, guru perlu memelihara dan membudayakan sikap dan perilaku yang terpuji dan selalu membiasakan yang benar.
Masyarakat, khususnya orang tua juga perlu mengapresiasi tugas guru. Orang tua hendaklah menyadari bahwa tugas guru tidaklah mudah, apalagi di era globaslisasi dan informasi yang pesat ini. Guru memiliki banyak tantangan dan hambatan terutama dalam mendidik. Jangan dibiarkan guru bekerja sendiri di tengah tantangan yang semakin berat. Karena itu, permasalahan-permasalahan pendidikan perlu disikapi secara bersama dengan lapang dada.
Perlu dihindari tindakan yang menyalah-nyalahkan guru. Orang tua hendaklah menyikapinya secara proporsional dan cerdas bukan secara emosional. Yang penting adalah bagaimana masyarakat memberikan kontribusi bagi solusi permasalaahan yang terjadinya. Utamakan dialog untuk mencari solusi yang terbaik. Dengan demikian, proses mendidik tetap berlangsung sebagaimana mestinya. Dukungan masyarakat terhadap guru dalam mendidik mampu menciptakan situasi yang kondusif bagi penyelenggaraan pembinaan mental dan kepribadian anak.