Tulisan ini berdasarkan pengalaman yang saya peroleh dari lingkungan saya tinggal, beberapa pendalaman terhadap karakter mahasiswa tempat saya mengajar dan hasil berburu bacaan terkait dengan cara mendidik anak yang benar (dalam sudut pandang Islam). Sampai saat saya mempublish tulisan ini saya belum dikaruniai anak, jadi belum ada pengalaman empiris dari saya sebagai penulis di dalamnya.
* Mengajarkan Tauhid kepada Anak Sejak Dini
Tuhid adalah landasan Islam yang sangat penting. Dengan adanya tauhid di dalam hati seseorang berarti meyakini bahwa Allah SWT satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Sering dikatakan bahwa seseorang yang benar tauhidnya Insya Allah akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, sebaliknya jika tanpa tauhid yang benar seseorang akan terjatuh ke dalam kesyirikan dan kecelakaan di dunia, sementara di akhirat mendapat azab di neraka.
Memberikan ilmu tauhid lebih penting lagi saat sekarang ini karna kita (anak cucu kita) yang hidup di akhir zaman. Banyak tanda-tanda akhir zaman yang saat ini kita rasakan; orang-orang banyak memutuskan tali silaturahmi; orang-orang munafik berkuasa, orang berperangai buruk mengendalikan perdagangan kejahatan bertebaran di muka bumi, orang-orang banyak memakan riba, homeseksualitas dan lesbianisme tersebar luas, dan banyak lagi. Alahkah iba dan meruginya jika anak keturunan kita menjadi bagian dari hal-hal yang tidak baik tersebut.
Menanamkan tauhid terhadap anak bisa melalui banyak cara, diantaranya; dengan memperlihatkan kekuasaan-kekuasaan Allah; menanamkan muraqobatullah (merasa diawasi Allah SWT); Mengajarkan anak untuk mengaplikasikan hal-hal baik sesuai ajaran islam; dan menghidupkan fitrah.
* Mendidik Anak Melakukan Ibadah
Membiasakan anak dengan adab-adab, amalan, maupun akidah islami adalah penting dilakukan sejak dini, karna dengan begitu apa yang kita ajarkan tersebut dapat tertanam kokoh di dalam jiwa mereka, salah satunya dengan mengajarkan sholat. Tahap awal dalam memperkenalkan ibadah sholat terhadap anak adalah dengan cara memberikan contoh; orang tua secara konsisten menjaga kedisiplinan dalam menjalankan sholat mereka. Anak pada usia dini lebih cenderung memperhatikan/ mengamati dan meniru pola tingkah dari orang tua mereka. untuk itu pemberian contoh secara konkrit dalam beribadah ini tidak bisa diabaikan.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ath- Thabari, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda, yang artinya:
“Apabila seorang anak dapat membedakan mana kanan dan kiri, maka perintahkanlah dia untuk mengerjakan shalat.”
Memasuki usia 9 tahun, sepenuhnya anak sudah bisa diajarkan tata cara wudhu dengan benar dan melakukan shalat lima waktu. Pada usia ini sudah bisa menerapkan hukuman sesuai syariat Islam bila anak tidak melakukan Shalat.
Memasuki usia akil baligh selain memberitahukan kewajiban Shalat anak sudah bisa diberitahukan kewajiban Puasa pada saat Ramadhan. Selain itu meminta kepada anak untuk membaca Al Qur’an, mencari llmu, menghormati orang tua, bersikap sopan santun terhadap yang lebih tua, saudara kandungnya, dan teman-temannya.
* Memberi Pengawasan terhadap Perkembangan Anak
Setiap Perkembangan anak perlu diawasi dengan maksimal. Ketika anak mulai memasuki masa remaja misalnya. Masa remaja adalah masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitas yang sangat dipengaruhi kondisi psikososial seseorang dan pada akhirnya akan membentuk kepribadiannya. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mebimbing anak dan selalu memberikan pandangan islami dalam melangkah. Orang tua perlu mengetahui pergaulan anaknya, mengenal teman-teman anaknya, karna bagimanapun pribadi seorang anak sedikit banyak akan dipengaruhi oleh pergaulan.
Di zaman sekarang apalagi, pengawasan orang tua terhadap anak perlu ditingkatkan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat efek negatif dengan cepat bisa didapat/ mempengaruhi anak. Bekal islam yang diberikan kepada anak akan membantu, tetapi tetap dalam proses perkembangannya perlu penguatan-penguatan iman oleh lingkungan (tertama keluarga) agar anak selalu berada pada track yang benar.
* Mengajari anak untuk selalu hidup Sederhana
Biasakan anak tidak berlebihan dalam meminta sesuatu/ hanya meminta yang bermanfaat. Menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang hidupnya dalam kesederhanaan bisa dilakukan orang tua dalam hal ini. Ajari juga anak untuk menabung, guna mereka terbiasa menyisihkan harta benda untuk kepentingan pribadinya dan kepentingan di jalan Allah SWT.
Kebanyakan dari yang saya lihat dan dengar adalah orang tua sering tidak mampu dalam menolak kemauan atau permintaan anaknya padahal tau kalau yang diminta anak itu tidak ada manfaat. Terlebih bagi yang punya anak tunggal, punya satu-satunya anak perempuan, atau punya satu-satunya anak laki-laki. Jika hal ini terjadi terus menerus akan memberikan dampak buruk bagi si anak, mereka menjadi pribadi yang seenaknya sendiri dan tidak mau repot, akan selalu bersikap royal, suka hura-hura, egois, dan mementingkan diri sendiri.
* Sayangi Anak-anak seperti Rasulullah SAW
Ciumlah anak dengan penuh kelembutan menandakan kasih sayang. Rasulullah sendiri mencium Hasan bin Ali. Suatu ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama Rasulullah. Dia (Al Aqra’) bertanya: “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku memiliki sepuluh orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi (orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”
* Berlaku Adil pada Setiap Anak
Sebagai orang tua harus berhati-hati dalam mendidik Anak. Berlakulah adil terhadap anak-anak baik itu laki-laki ataupun perempuan. Jangan jadikan posisi Anda sebagai bos besar dalam rumah tangga. Anak-anak berhak mendapatkan lebih dari Anda. Sebagai orang tua, akan dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT di hari akhir nanti. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya. Sampai-sampai seorang laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya) atas keluarganya.
* Biasakan Anak Mendengar Hal Positif
Jauhkan anak-anak dari hiasan dunia yang tidak baik. Sebagai gantinya sejak kecil diperdengarkan ayat-ayat suci Al Qur'an dan berikan buku-buku atau majalah yang menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul, kisah islami, dan lainnya dalam hal mendidik anak untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik dan tercela.
Semoga Allah SWT secepatnya memberikan kesempatan untuk kita menjadi Ibu/ Ayah. Menjadikan para Ibu/Ayah di luar sana menjadi orangtua yang super secara Islam. By process, semoga selalu bisa memperbaiki kualitas diri sebagai orang tua, Aamiin. 👪
Setiap Perkembangan anak perlu diawasi dengan maksimal. Ketika anak mulai memasuki masa remaja misalnya. Masa remaja adalah masa kritis dalam rangka menghadapi krisis identitas yang sangat dipengaruhi kondisi psikososial seseorang dan pada akhirnya akan membentuk kepribadiannya. Di sini peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mebimbing anak dan selalu memberikan pandangan islami dalam melangkah. Orang tua perlu mengetahui pergaulan anaknya, mengenal teman-teman anaknya, karna bagimanapun pribadi seorang anak sedikit banyak akan dipengaruhi oleh pergaulan.
Di zaman sekarang apalagi, pengawasan orang tua terhadap anak perlu ditingkatkan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat efek negatif dengan cepat bisa didapat/ mempengaruhi anak. Bekal islam yang diberikan kepada anak akan membantu, tetapi tetap dalam proses perkembangannya perlu penguatan-penguatan iman oleh lingkungan (tertama keluarga) agar anak selalu berada pada track yang benar.
* Mengajari anak untuk selalu hidup Sederhana
Biasakan anak tidak berlebihan dalam meminta sesuatu/ hanya meminta yang bermanfaat. Menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang hidupnya dalam kesederhanaan bisa dilakukan orang tua dalam hal ini. Ajari juga anak untuk menabung, guna mereka terbiasa menyisihkan harta benda untuk kepentingan pribadinya dan kepentingan di jalan Allah SWT.
Kebanyakan dari yang saya lihat dan dengar adalah orang tua sering tidak mampu dalam menolak kemauan atau permintaan anaknya padahal tau kalau yang diminta anak itu tidak ada manfaat. Terlebih bagi yang punya anak tunggal, punya satu-satunya anak perempuan, atau punya satu-satunya anak laki-laki. Jika hal ini terjadi terus menerus akan memberikan dampak buruk bagi si anak, mereka menjadi pribadi yang seenaknya sendiri dan tidak mau repot, akan selalu bersikap royal, suka hura-hura, egois, dan mementingkan diri sendiri.
Ciumlah anak dengan penuh kelembutan menandakan kasih sayang. Rasulullah sendiri mencium Hasan bin Ali. Suatu ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama Rasulullah. Dia (Al Aqra’) bertanya: “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku memiliki sepuluh orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi (orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”
* Berlaku Adil pada Setiap Anak
Sebagai orang tua harus berhati-hati dalam mendidik Anak. Berlakulah adil terhadap anak-anak baik itu laki-laki ataupun perempuan. Jangan jadikan posisi Anda sebagai bos besar dalam rumah tangga. Anak-anak berhak mendapatkan lebih dari Anda. Sebagai orang tua, akan dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT di hari akhir nanti. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya. Sampai-sampai seorang laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya) atas keluarganya.
* Biasakan Anak Mendengar Hal Positif
Jauhkan anak-anak dari hiasan dunia yang tidak baik. Sebagai gantinya sejak kecil diperdengarkan ayat-ayat suci Al Qur'an dan berikan buku-buku atau majalah yang menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul, kisah islami, dan lainnya dalam hal mendidik anak untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik dan tercela.
Semoga Allah SWT secepatnya memberikan kesempatan untuk kita menjadi Ibu/ Ayah. Menjadikan para Ibu/Ayah di luar sana menjadi orangtua yang super secara Islam. By process, semoga selalu bisa memperbaiki kualitas diri sebagai orang tua, Aamiin. 👪